Burung, Paradigma Dulu dan Sekarang
oleh: Maryatul Qibtiyah
Bagi saya yang tinggal di daerah yang cukup ‘nggunung’ tetap saja tidak memberikan pengetahuan khusus mengenai burung disekitar. Dulu, sebelum mengikuti Pergam (Perekrutan Anggota Muda) dari KPB Bionic UNY, saya hanya tahu istilah emprit atau sriti, namun belum bisa membedakan mana burung emprit yang ternyata adalah bondol jawa dan mana burung sriti (walet linci) yang selalu wara wiri di depan rumah.
*Foto diatas adalah foto burung sikatan ninon di puncak Bukit Plawangan. |
Awalnya, sebelum Pergam digelar dan masih sedikit-sedikit iseng mengenai perburungan, hanya bermodalkan si Coky –kamera saku kesayangan–, melihat burung berwarna merah dan seperti itulah –belum bisa mendeskripsikan– di sekitar foodcourt UNY, begitu kagum. Setelah bertanya pada suhu Andri dan Aghnan, tahulah bahwa burung itu bernama cabai jawa –the real cabe-cabe I’ve ever met :D– dan itulah list burung pertama saya meskipun belum turun terjun langsung di KPB Bionic.
Dahulu, sebelum mengikuti Pergam, burung yang terlihat disekitar hanyalah emprit dan sriti. Sekarang, setelah mengikuti Pergam, mulai sedikit aware terhadap burung disekitar, ternyata adapula burung cantik, burung-madu sriganti yang mampu tertangkap mata di pohon bambu samping rumah, dan derkuku alias tekukur biasa yang hinggap di pohon sengon selatan TK sebelah rumah. Ada pula burung yang hanya sekilas dipandang ketika duduk di depan rumah, tidak sempat terdokumentasikan, burung warna hitam ukuran sedang dengan warna putih pada kedua sayap bagian bawah. Tidak teramati paruhnya, namun ketika di kampus bertanya pada Rahmi, kemungkinan burung itu adalah burung kerak kerbau.
Semakin kesini, semakin banyak burung yang dikenal. Tidak hanya disekitar kampus atau rumah, ditambah dengan acara Mersi (Mersani Peksi) dari KPB Bionic di Bukit Plawangan beberapa bulan yang lalu. Banyak burung berwarna-warni yang ditemui membuat saya begitu bersemangat mengenal burung dan menambah list baru. Beberapa burung yang masih saya ingat ketika pengamatan di Plawangan adalah burung sikatan ninon, burung srigunting kelabu, burung sikatan belang, burung cabai gunung, dan burung uncal loreng. Sebenarnya tidak menyangka, saya pikir burung indah berwarna hanya berada di hutan dengan tegakan tinggi nan rapat seperti hutan di Papua, namun ternyata di Plawangan, yang hanya 10 menit jaraknya dari rumah, penuh keindahan yang tidak pernah tersadari sebelumnya.
Masih banyak cerita mengenai ‘perburungan’, seperti acara Kadalan beberapa hari yang lalu, dan si Coky, si mungil yang selalu ngancani ndelok manuk. Mungkin akan ditulis dipostingan selanjutnya..
Semoga..
Salam kerak kebo! :D
Tidak ada komentar