PPBI VI di Lombok
Pertemuan Pengamat Burung Indonesia (PPBI) merupakan kegiatan rutin tiap tahun yang dilaksanakan oleh Pengabdi (Pengamat Burung Indonesia). Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai ajang silaturahmi antarpengamat burung dari berbagai instansi maupun komunitas fotografer alam liar khususnya burung dan juga membahas perkembangan Atlas Burung Indonesia.
PPBI VI tahun ini dilaksanakan di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok (28-30/10), setelah di tahun sebelumnya dilaksanakan di Bandung. Terpilihnya Lombok sebagai lokasi PPBI tidak lepas dari adanya burung-burung khas yang mudah dijumpai di Lombok antara lain Celepuk Rinjani, Cekakak Kalung Coklat dan Paok Laus.
Peserta PPBI VI berasal dari berbagai intstansi maupun komunitas pengamat burung dan fotografer alam liar khususnya burung. Beberapa peserta yang ikut meramaikan PPBI VI antara lain KPB Bionic UNY, Biolaska UIN SUKA, Haliaster Undip, Kepak Sayap UNS, Comata UI, Kecial Unram dan instansi lain serta komunitas fotografer alam liar. KPB Bionic UNY menjadi salah satu kelompok yang paling banyak mendelegasikan anggotanya yaitu sebanyak 10 orang.
Kegiatan PPBI VI dimulai dengan laporan ketua panitia dan sambutan dari perwakilan BKSDA NTB kemudian dilanjutkan dengan presentasi kegiatan dari masing-masing wilayah. Dari wilayah Jogja presentasi diwakili oleh Rahmadiyono Widodo selaku Koordinator Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) sekaligus pengurus aktif KPB Bionic UNY.
Di setiap waktu luang, peserta memanfaatkannya untuk berburu mendokumentasikan Celepuk Rinjani dan mencoba untuk menemukan Paok Laus. Beberapa peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan Burung Raptor di Bukit Nipah dimana jarak pandang dengan Burung Raptor sangat dekat dan dalam jumlah banyak. Peserta juga mendapat kesempatan untuk trip ke Gili Meno sekaligus melakukan pengamatan burung air dan burung pantai.
Selain pengamatan burung, peserta juga memperoleh materi mulai dari Burung-burung di Lombok dan Sumbawa oleh Saleh Amin, Kontribusi Fotografi Satwa Liar dalam Ornitologi oleh Muhammad Iqbal, Atlas Burung Indonesia oleh Imam Taufiqurrahman dilanjutkan oleh Nurdin Setyo Budi selaku Koordinator Tim Kartografer Atlas Burung Indonesia.
Materi terakhir tentang Citizen Sains oleh Swiss Winnasis kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk menentukan lokasi PPBI VII tahun 2017. Berdasarkan diskusi dan voting dengan berbagai pertimbangan yang telah disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari tiap kandidat, terpilihlah Kota Bima sebagai lokasi PPBI VII tahun 2017 mendatang. (Aghnan)
PPBI VI tahun ini dilaksanakan di Taman Wisata Alam Kerandangan Lombok (28-30/10), setelah di tahun sebelumnya dilaksanakan di Bandung. Terpilihnya Lombok sebagai lokasi PPBI tidak lepas dari adanya burung-burung khas yang mudah dijumpai di Lombok antara lain Celepuk Rinjani, Cekakak Kalung Coklat dan Paok Laus.
Peserta PPBI VI berasal dari berbagai intstansi maupun komunitas pengamat burung dan fotografer alam liar khususnya burung. Beberapa peserta yang ikut meramaikan PPBI VI antara lain KPB Bionic UNY, Biolaska UIN SUKA, Haliaster Undip, Kepak Sayap UNS, Comata UI, Kecial Unram dan instansi lain serta komunitas fotografer alam liar. KPB Bionic UNY menjadi salah satu kelompok yang paling banyak mendelegasikan anggotanya yaitu sebanyak 10 orang.
Kegiatan PPBI VI dimulai dengan laporan ketua panitia dan sambutan dari perwakilan BKSDA NTB kemudian dilanjutkan dengan presentasi kegiatan dari masing-masing wilayah. Dari wilayah Jogja presentasi diwakili oleh Rahmadiyono Widodo selaku Koordinator Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) sekaligus pengurus aktif KPB Bionic UNY.
Di setiap waktu luang, peserta memanfaatkannya untuk berburu mendokumentasikan Celepuk Rinjani dan mencoba untuk menemukan Paok Laus. Beberapa peserta juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengamatan Burung Raptor di Bukit Nipah dimana jarak pandang dengan Burung Raptor sangat dekat dan dalam jumlah banyak. Peserta juga mendapat kesempatan untuk trip ke Gili Meno sekaligus melakukan pengamatan burung air dan burung pantai.
Selain pengamatan burung, peserta juga memperoleh materi mulai dari Burung-burung di Lombok dan Sumbawa oleh Saleh Amin, Kontribusi Fotografi Satwa Liar dalam Ornitologi oleh Muhammad Iqbal, Atlas Burung Indonesia oleh Imam Taufiqurrahman dilanjutkan oleh Nurdin Setyo Budi selaku Koordinator Tim Kartografer Atlas Burung Indonesia.
Materi terakhir tentang Citizen Sains oleh Swiss Winnasis kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk menentukan lokasi PPBI VII tahun 2017. Berdasarkan diskusi dan voting dengan berbagai pertimbangan yang telah disampaikan oleh masing-masing perwakilan dari tiap kandidat, terpilihlah Kota Bima sebagai lokasi PPBI VII tahun 2017 mendatang. (Aghnan)
Tidak ada komentar