Gelatik (Gelar Pelantikan) 2016
Ditulis oleh Ika Nur Rahma
Hari Sabtu, 17 Desember 2016, UKMF Bionic melakukan kegiatan Gelar Pelantikan (Gelatik) 2016 angkatan XIII Merops Philippinus di desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 06.00 dengan dilakukan briefing untuk dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melalui jalur yang berbeda. Saya bersama dengan Fianti dan Annisa yang dibersamai dengan Mas Andri dan Nurul melalui jalur Bolo Dewo untuk melakukan pengamatan burung.
Pukul 06.30, cuaca mendung, kami berangkat dengan berjalan kaki sambil mengamati pohon yang ada di kanan dan kiri kami. Burung-burung mulai berkicauan dimana-mana. Dari jalan yang kami tempuh, terlihat sekawanan walet lichi sedang terbang memutar di atas watu blencong. Walet linchi ini memiliki ciri-ciri antara lain saat terbang terlihat sayap terbuka lebar berwarna hitam dan pada bagian tubuh nya berwarna putih. Ekornya membentu huruf V terbalik.
Perjalanan kami lanjutkan, ternyata di salah satu pohon kelapa di sebelah kami terdapat 2 burung yang sedang bertengger. Burung tersebut memiliki ciri-ciri tubuhnya berukuran kecil, lebih kecil dari burung gereja, paruh berwarna hitam panjang, bagian tubuh bawah berwarna hijau kekuningan, bagian tubuh atas (punggung) berwarna kecoklatan.
Kemudian kami melihat lagi, 2 burung dengan ciri-ciri yang sama yaitu bagian tubuh depan berwarna hijau kekuningan, paruh panjang, dan ukuran tubuhnya kecil sedang berkejar-kejaran, hinggap dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Selang sekitar 200 m, ditemukan burung dengan ciri-ciri yang sama sedang bertengger di pohon terkadang terbang pindah dari satu pohon ke pohon lain.
Perjalanan berlanjut, di salah satu pohon terdapat 2 burung yang memiliki ciri-ciri berukuran sangat kecil, lebih kecil dari burung gereja erasia, bagian kepala dan tubuh bagian atas berwarna biru, tubuh bagian bawah berwarna kuning, dan ekor nya sangat pendek. Burung ini berpindah-pindah dari satu ranting ke ranting lain, sesekal meloncat-loncat.
Perjalanan dilanjutkan, di salah satu pohon kelapa pada manggarnya ditemukan burung dengan ciri-ciri paruh berwarna hitam, tubuh bagian atas berwarna hitam, dan tubuh bagian kuning. Sebenarnya, kami disuruh mengamati bagian tengkuknya, namun saat akan diamati burung ini terbang. Pukul 09.30 kami berhenti dan duduk di spot yang dekat dengan selokan, disitu kami membuat sketsa dan menulis artikel populer. Saat kami sedang menulis artikel populer, ternyata Mas Andri melihat burung dan membeti tahu kami untuk mengamatinya. Burung tersebut memiliki ciri-ciri tubuh lebih besar dari gereja erasia, paruh bewarna merah, dan tubuh bagian punggung juga bewarna merah. Saat akan diamati lebih lanjut, ternyata burung ini sudah terbang.
Pukul 06.30, cuaca mendung, kami berangkat dengan berjalan kaki sambil mengamati pohon yang ada di kanan dan kiri kami. Burung-burung mulai berkicauan dimana-mana. Dari jalan yang kami tempuh, terlihat sekawanan walet lichi sedang terbang memutar di atas watu blencong. Walet linchi ini memiliki ciri-ciri antara lain saat terbang terlihat sayap terbuka lebar berwarna hitam dan pada bagian tubuh nya berwarna putih. Ekornya membentu huruf V terbalik.
Perjalanan kami lanjutkan, ternyata di salah satu pohon kelapa di sebelah kami terdapat 2 burung yang sedang bertengger. Burung tersebut memiliki ciri-ciri tubuhnya berukuran kecil, lebih kecil dari burung gereja, paruh berwarna hitam panjang, bagian tubuh bawah berwarna hijau kekuningan, bagian tubuh atas (punggung) berwarna kecoklatan.
Kemudian kami melihat lagi, 2 burung dengan ciri-ciri yang sama yaitu bagian tubuh depan berwarna hijau kekuningan, paruh panjang, dan ukuran tubuhnya kecil sedang berkejar-kejaran, hinggap dan berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Selang sekitar 200 m, ditemukan burung dengan ciri-ciri yang sama sedang bertengger di pohon terkadang terbang pindah dari satu pohon ke pohon lain.
Perjalanan berlanjut, di salah satu pohon terdapat 2 burung yang memiliki ciri-ciri berukuran sangat kecil, lebih kecil dari burung gereja erasia, bagian kepala dan tubuh bagian atas berwarna biru, tubuh bagian bawah berwarna kuning, dan ekor nya sangat pendek. Burung ini berpindah-pindah dari satu ranting ke ranting lain, sesekal meloncat-loncat.
Perjalanan dilanjutkan, di salah satu pohon kelapa pada manggarnya ditemukan burung dengan ciri-ciri paruh berwarna hitam, tubuh bagian atas berwarna hitam, dan tubuh bagian kuning. Sebenarnya, kami disuruh mengamati bagian tengkuknya, namun saat akan diamati burung ini terbang. Pukul 09.30 kami berhenti dan duduk di spot yang dekat dengan selokan, disitu kami membuat sketsa dan menulis artikel populer. Saat kami sedang menulis artikel populer, ternyata Mas Andri melihat burung dan membeti tahu kami untuk mengamatinya. Burung tersebut memiliki ciri-ciri tubuh lebih besar dari gereja erasia, paruh bewarna merah, dan tubuh bagian punggung juga bewarna merah. Saat akan diamati lebih lanjut, ternyata burung ini sudah terbang.
Tidak ada komentar