Header Ads

KPB Bionic UNY
  • Breaking News

    Perjalanan Sikep Madu di Kalikuning

    Pada hari Sabtu tanggal 10 November 2024 akan diadakan Sinau Kelompok Peksi Bersama Pemandu atau yang biasa disebut ‘Sikep Madu’. Pengamatan tersebut akan dilakukan di Kalikuning, Umbulharjo, Sleman dengan tujuan mengamati burung raptor yang bermigrasi. Pagi itu dari sebelum subuh sudah turun hujan, jadi saya berpikir ‘Pengamatannya jadi dilakukan tidak ya?’, ‘Bukannya kalau hujan burungnya berteduh semua?’. Namun akhirnya hujan mulai mereda dan saya berangkat ke kampus sekitar pukul 06.45. Sesampainya di kampus, saya menuju ke Sekre Bionic untuk berkumpul dengan teman-teman cikalang (cikal bakal anggota) dan kakak-kakak pemandu.

    Kami berangkat dari kampus sekitar pukul 07.30 dan beriringan naik motor. Jarak dari FMIPA UNY menuju Kalikuning sekitar 23 km dan kami tiba di sana sekitar pukul 08.35. Perjalanan ke Kalikuning melewati jalanan yang semakin menanjak dan berbelok- belok.

    Seperti apa yang dikatakan di pamflet, pemandangan di Kalikuning ternyata sangat indah. Di sana kami melakukan pengamatan dengan menggunakan binokuler sehingga burung yang jauh terlihat jelas, lalu bersama teman-teman cikalang mengidentifikasi spesiesnya dengan cara menyebutkan ciri-ciri dan mencarinya di buku. Kami juga dibantu oleh kakak-kakak pemandu untuk mengamati dan mengidentifikasi burung-burung yang terlihat. Selain itu, di sana kami diajari pula mengenai fotografi burung.

    Kepudang Kuduk-hitam by Neoh Hor Kee

    Awal-awal pengamatan saya hanya melihat beberapa spesies burung saja seperti Walet linci, Kepudang Kuduk-hitam, dan Cucak Kutilang, saya pikir mungkin karena cuaca sedikit mendung sehingga burung-burung yang lain enggan keluar. Burung yang paling saya ingat waktu itu adalah Kepudang Kuduk-hitam yang memiliki garis mata hitam dan bulu utama berwarna kuning sehingga terlihat jelas saat sedang terbang menuju ke ranting-ranting pohon. Saat hari semakin siang, saya tidak menyangka jika akan banyak burung yang bertebangan di atas kami. Burung-burung tersebut banyak yang hinggap kesana kemari di ranting-ranting pohon.

    Berikut ini merupakan list burung yang dapat kami amati, yaitu Cekakak Sungai (2), Cekakak Jawa (5), Walet Linci (100), Kapinis Rumah (10), Kapinis Laut (150), Cinenen Jawa (1), Uncal Kouran (1), Wiwik Rimba (1), Alap-Alap Kawah (1), Layang-Layang Batu (1), Cica-koreng Jawa (1), Takur Bultok (1), Kirik-kirik Laut (3), Kepudang Kuduk-hitam (4), Betet Biasa (3), Cucak Kutilang (30), Kerak Kerbau (25), Perling Kumbang (9).

    Sayangnya, hari itu kami tidak melihat adanya burung raptor yang terbang, hal itu mungkin dikarenakan cuaca yang mendung dan berawan. Selain itu, burung raptor biasanya bermigrasi antara bulan Oktober hingga November, jadi kemungkinan banyak burung yang sudah bermigrasi melewati area Kalikuning karena sudah memasuki bulan November.

    Selain pengamatan burung, di sana kami juga diberi wejangan oleh kakak-kakak senior Bionic terkait Bionic itu seperti apa, kapan waktu untuk burung-burung bermigrasi, bagaimana cara burung dapat bermigrasi jauh, di mana tempat-tempat yang biasanya digunakan untuk mengamati burung migrasi, bahkan cerita pengalaman-pengalaman beliau ketika melakukan pengamatan. Beberapa poin yang saya ingat waktu itu adalah burung raptor bermigrasi dari belahan bumi utara menuju ke belahan bumi selatan yang jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer sehingga terbang dengan cara memanfaatkan termal panas bumi, dengan begitu mereka tidak harus mengepakkan sayapnya dan dapat menghemat tenaga. Lalu biasanya pengamatan burung juga diadakan di Pantai Trisik.

    Hari semakin siang namun cuaca juga semakin mendung dan berkabut, burung-burung yang tadi nampak bertebangan mulai menghilang lagi. Akhirnya diputuskan untuk turun dan jika memungkinkan akan pindah tempat yang cuacanya lebih cerah. Namun, karena tidak memungkinkan, akhirnya kami kembali menuju kampus. Menurut saya pribadi, pengalaman melakukan pengamatan burung yang beranekaragam ini rasanya menarik. Ternyata masih banyak burung-burung dengan beranekaragam spesies yang hidup di Jogja. Rasanya seru, bisa mendapat ilmu sekalian bermain dan berkumpul dengan teman-teman cikalang dan kakak-kakak pemandu. (Alvina Dita Damayanti)

    Tidak ada komentar