Header Ads

KPB Bionic UNY
  • Breaking News

    Di Balik Sayap Migran: Petualangan Lukulo Estuary Expedition di Muara Lukulo

    Lukulo Estuary Expedition merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan Hari Migrasi Burung Sedunia sambil mengajak lebih banyak orang mengenal Muara Lukulo, salah satu wilayah penting bagi kehidupan burung migran. Lokasi kegiatan dipusatkan di Konservasi Penyu Kaliratu, Kebumen sebuah tempat yang bukan hanya cantik, tetapi juga menjadi titik pertemuan ekosistem pesisir, muara, dan jalur migrasi burung. Dengan dukungan komunitas lokal, instansi pemerintah, dan pelajar, Lukulo Estuary Expedition menghadirkan perpaduan belajar, eksplorasi, dan pengalaman lapangan yang jarang bisa ditemukan dalam satu kegiatan. Sejak awal, tujuan utamanya sederhana: mengenalkan keajaiban burung migran dan mengapa Muara Lukulo harus tetap menjadi rumah singgah yang aman bagi mereka.

    Rangkaian kegiatan dibuka dengan Lukulo Community Discussion, sebuah forum ngobrol santai namun penuh informasi. Di sesi ini, peserta diajak mengenal potensi alam Kebumen oleh Cabang Dinas Kehutanan, mulai dari kekayaan pesisirnya hingga peran penting Muara Lukulo bagi satwa liar. Tak berhenti di situ, Mas Raden Arif Alfauzi dari Endemic Indonesia Society juga membawakan pengenalan dasar birdwatching yang langsung membuka rasa penasaran peserta tentang dunia pengamatan burung. Diskusi yang digelar di Gedung Teater Disarpus ini berlangsung hangat antara sharing dan tanya jawab dari peserta yang baru pertama kali tahu bahwa burung bisa menempuh ribuan kilometer dalam sekali migrasi.

    Keseruan berlanjut pada hari kedua melalui Birdwatching Training untuk kelompok lokal, yang digelar di Konservasi Penyu Kaliratu. Sesi ini penuh energi karena pesertanya berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari Badan Pengelola UGGP Kebumen, Dinas LH-KP, KTH, hingga masyarakat sekitar. Teman-teman KPB Bionic UNY memandu peserta mempelajari cara menggunakan teropong, membaca buku panduan, hingga mencatat temuan burung. Setelah materi, semua peserta diajak langsung praktik di lapangan. Banyak yang awalnya belum pernah birdwatching malah jadi semangat ketika berhasil mengenali burung pertama mereka. Bahkan ada yang mencoba menggambar sketsa burung yang dilihat. Di akhir kegiatan, dilakukan penyerahan alat pengamatan kepada KTH agar kegiatan pengamatan dapat terus berlanjut walau telah usai.

    Puncak acara, Lukulo Migratory Bird Day, berlangsung meriah bersama siswa dan guru SMAN 1 Klirong. Bertepatan dengan WMBD, kegiatan ini dimulai dengan pematerian tentang burung migran, terutama kelompok shorebird yang sering singgah di Muara Lukulo. Setelah itu, para siswa dibagi menjadi enam kelompok dan turun langsung ke lapangan didampingi tim Bionic. Mereka diberi teropong, buku panduan, dan Field Quest yang harus diselesaikan, membuat kegiatan terasa seperti petualangan kecil di alam. Banyak siswa bercerita bahwa ini adalah pengalaman birdwatching pertama mereka, dan ternyata jauh lebih seru dari yang dibayangkan. Setelah kembali dari lapangan, tiap kelompok mempresentasikan temuan mereka, memicu banyak cerita dan tawa. Doorprize yang diberikan untuk kelompok paling aktif membuat kegiatan semakin hangat. Lukulo Estuary Expedition pun ditutup dengan pesan sederhana namun kuat: menjaga Muara Lukulo bukan hanya tugas pemerhati lingkungan, tetapi tugas kita semua yang ingin memastikan burung-burung migran ini tetap punya tempat aman untuk beristirahat dalam perjalanan panjang mereka.

    Tidak ada komentar