Header Ads

KPB Bionic UNY
  • Breaking News

    Kuliah Burung: Migrasi Burung Sebuah Perjalanan Menuju Dunia Lain yang Telah Hancur


    Dunia lain, ya sering kali kita mendengar kata ini ini di acara acara TV misteri ataupun di video video YouTube yang membahas mengenai hantu. Tahukah anda bahwa dunia lain tidak hanya ada dalam film film horor namun juga ada dalam dunia nyata dan merupakan hal yang ilmiah. Dunia lain yang dimaksud dalam hal ini adalah belahan bumi lain yang menjadi persinggahan bagi hewan selama waktu tertentu.

    Banyak hewan melakukan migrasi untuk bertahan hidup, salah satunya dilakukan oleh burung. Beberapa burung memiliki kemampuan untuk terbang hingga ribuan kilometer jauhnya pada musim dingin menuju daerah yang tidak mengalami musim dingin.

    Terinspirasi dari kisah burung yang melakukan perjalanan jauh itulah, KPB BIONIC UNY sebagai UKM yang bergerak dalam dunia Ornithology menyelenggarakan acara Kuliah umum dengan judul ‘Kuliah Burung: Migrasi Burung Sebuah Perjalanan Menuju Dunia Lain yang Telah Hancur’ dengan mengangkat cerita perjuangan burung burung migran. Dalam acara kuliah burung yang dilaksanakan pada 6 September 2019 ini BIONIC mengundang mas Asman Adi Purwanto dari BISA Indonesia sebagai pembicara. Pembica kuliah burung ini merupakan salah satu peneliti dalam bidang burung migran khususnya burung raptor.

    Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi jalur migrasi burung dunia. Indonesia merupakan negara yang dilewati oleh East Asia Australasia Flyway, salah satu jalur migrasi burung yang cukup sibuk dimana puluhan atau bahkan ratusan ribu burung melewati jalur ini tiap tahunnya untuk menghindari dinginnya musim dingin. Indonesia merupakan tempat persinggahan bagi beberapa tipe burung migran seperti burung pantai, burung laut, burung raptor dan burung urban migran.

    Yogyakarta adalah salah satu tempat yang menjadi jalur bermigrasi burung dunia. 40an jenis burung pantai dan burung laut migran tercatat memanfaatkan pantai di selatan jawa untuk menjadi tempat mencari makan sementara mereka. Yogyakarta juga menjadi jalur bagi burung raptor migran seperti Sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus), Elang-alap cina (Accipiter soloensis) dan Elang-alap Nipon (Accipiter gularis). Yogyakarta juga menjadi salah satu tempat persinggahan burung urban migran seperti layang-layang asia (Hirundo rustica) dan jalak cina (Sturnus sturninus).

    Banyaknya burung bermigrasi melewati Indonesia menjadikan daerah ini daerah penting bagi burung migran. Banyaknya burung yang bermigrasi ironisnya banyak pula hambatan yang haru dihadapi bagi burung migran. Asman Adi Purwanto selaku pembicara memaparkan bahwa kebakaran hutan, hilangnya tempat migrasi hingga perburuan adalah masalah utama yang harus dihadapi oleh burung migran tiap tahunnya. Kebakaran hutan dengan asapnya yang tebal dapat menggangu navigasi burung yang menyebakan mereka harus memutar mencari jalur lain untuk menuju tempat migrasi mereka. Menemukan jalur lain artinya akan membutuhkan lebih banyak energi yang menyebabkan beberapa burung dapat kehabisan tenaga hingga lemas bahkan mati. Saat sampai di tempat migrasi, kerap kali telah terjadi alih fungsi lahan. Lahan yang awalnya merupakan rawa, pantai atau lahan basah lainnya sering kali telah digantikan beton dan bangunan pencakar langit.

    Hilangnya habitat akan menyebabkan sumber makanan menjadi semakin sedikit dan akan menyebabkan persaingan semakin ketat yang pada akhirnya dapat berdampak bagi kehidupan burung migran. Tidak hanya permasalahan lingkungan, perburuan burung yang masih tinggi di Indonesia juga merupakan ancaman yang harus dihadapi oleh burung migran. Banyak ditemukan burung yang mati tertembak oleh senapan dari pemburu amatir.

    Kehidupan burung migran di dunia yang telah hancur tidaklah mudah dan merupakan sebuah kisah panjang yang terus berlangsung selama dunia ini masih ada. Pada akhirnya kehidupan mereka menjadi tanggungjawab kita bersama sebagai makhluk yang menyandang dua kata sapiens (cerdas, bijak) apakah kecerdasan dan kebijakan dari kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi mereka ataukah sebaliknya.

    Tidak ada komentar