Bionic Ikut Andil dalam Asian Waterbird Census 2018
Hari Sabtu (6/1) kemarin, UKMF-KPB Bionic UNY berpartisipasi dalam Asian Waterbird Census 2018 dengan mengadakan monitoring burung air di Rawa Pagak Purworejo. Sebanyak 15 jenis burung air yang tercatat akan dilaporkan kepada International Wetlands selaku koordinator.
Bulan Januari merupakan bulan yang ditunggu-tunggu para pengamat burung di seluruh Indonesia, dimana secara serentak dilaksanakan kegiatan pendataan burung air atau nama ‘beken’nya Asian Waterbird Census yang dikoordinatori oleh International Wetlands.
Dalam mengawali tahun baru 2018 ini, KPB Bionic mengadakan kegiatan monitoring burung air di Rawa Pagak, Purworejo. Kegiatan diikuti oleh 21 orang anggota KPB Bionic UNY. Namun, tidak hanya Bionicers saja yang mengikuti kegiatan ini, terdapat 5 orang dari organisasi lain, yaitu Mas Wahyudi dari Bogowonto Indonesia Adventure Purworejo dan Fara Indah, Rohman M Pradana, Aditya Pranata serta Finandika dari Mapala Sulfur Universitas Tidar Magelang ditambah Afrizal dan Imam dari Biolaska UIN Sunan Kalijaga.
Hari Sabtu (6/1), Jogja diguyur hujan. Namun itu bukan suatu kendala bagi para anggota Bionic dalam melaksanakan kegiatan AWC 2018. Kegiatan pengamatan dilakukan di tiga titik, yaitu bagian barat, tengah dan timur. Dari ketiga lokasi didapatkan 36 jenis burung dimana 15 jenis burung yang teramati adalah burung air. Jenis burung air yang dijumpai antara lain Itik Benjut (Anas gibberifrons), Kowakmalam Abu (Nycticorax nycticorax), Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus), Mandar Besar (Porphyrio porphyrio), Mandar Batu (Gallinula chloropus), Trinil Pantai (Actitis hypoleucos) dan Kokokan Laut (Butorides striata). List burung tersebut akan direkap kembali oleh Bidang Operasional Bionic kemudian dilakukan akumulasi dan selanjutnya data akan diisikan secara online pada formulir Asian Waterbird Census 2018.
Disamping itu, seperti pepatah mengatakan “Sambil menyelam minum air”, para cikalang mengikuti kegiatan monitoring burung air ini sambil membuat karya. Mariza Uthami atau akrab dipanggil Uut, salah satu cikalang yang mengikuti kegiatan AWC ini sambil membuat karya bidang fotografi. “Saya dan Otto diberi kesempatan untuk berjumpa dengan raja udang biru. Dengan sangat bersemangat dan berjalan mengendap-endap, kami bermaksud membidiknya di kabel listrik di sebelah sana. Malang tak dapat ditolak, untuk tak dapat diraih, dari sebelah utara seorang pria paruh baya mengendarai motor melintasi jalanan dibawah kabel listrik tersebut. Burung cantik itu pun terbang, kamipun harus balik kanan dengan membawa segentong kekecewaan. Pupuslah sudah harapan mendapat foto si Raja udang biru yang cantik itu. Semoga, saya dan teman-teman diberi kesempatan bisa berjmpa dengan raja udang biru di lain pengamatan” ujar Uut dengan kecewaannya.
Kegiatan Asian Waterbird Census selanjutnya diselenggarakan oleh Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) adalah pada tanggal 13-14 Januari 2018 pada pukul 05.00-07.00 dan 17.00-18.00 di Arboretum Fakultas Kehutanan dan Biologi UGM, dan tanggal 20 Januari 2018 di Muara Sungai Progo. (INR)
Bulan Januari merupakan bulan yang ditunggu-tunggu para pengamat burung di seluruh Indonesia, dimana secara serentak dilaksanakan kegiatan pendataan burung air atau nama ‘beken’nya Asian Waterbird Census yang dikoordinatori oleh International Wetlands.
Dalam mengawali tahun baru 2018 ini, KPB Bionic mengadakan kegiatan monitoring burung air di Rawa Pagak, Purworejo. Kegiatan diikuti oleh 21 orang anggota KPB Bionic UNY. Namun, tidak hanya Bionicers saja yang mengikuti kegiatan ini, terdapat 5 orang dari organisasi lain, yaitu Mas Wahyudi dari Bogowonto Indonesia Adventure Purworejo dan Fara Indah, Rohman M Pradana, Aditya Pranata serta Finandika dari Mapala Sulfur Universitas Tidar Magelang ditambah Afrizal dan Imam dari Biolaska UIN Sunan Kalijaga.
Hari Sabtu (6/1), Jogja diguyur hujan. Namun itu bukan suatu kendala bagi para anggota Bionic dalam melaksanakan kegiatan AWC 2018. Kegiatan pengamatan dilakukan di tiga titik, yaitu bagian barat, tengah dan timur. Dari ketiga lokasi didapatkan 36 jenis burung dimana 15 jenis burung yang teramati adalah burung air. Jenis burung air yang dijumpai antara lain Itik Benjut (Anas gibberifrons), Kowakmalam Abu (Nycticorax nycticorax), Kareo Padi (Amaurornis phoenicurus), Mandar Besar (Porphyrio porphyrio), Mandar Batu (Gallinula chloropus), Trinil Pantai (Actitis hypoleucos) dan Kokokan Laut (Butorides striata). List burung tersebut akan direkap kembali oleh Bidang Operasional Bionic kemudian dilakukan akumulasi dan selanjutnya data akan diisikan secara online pada formulir Asian Waterbird Census 2018.
Disamping itu, seperti pepatah mengatakan “Sambil menyelam minum air”, para cikalang mengikuti kegiatan monitoring burung air ini sambil membuat karya. Mariza Uthami atau akrab dipanggil Uut, salah satu cikalang yang mengikuti kegiatan AWC ini sambil membuat karya bidang fotografi. “Saya dan Otto diberi kesempatan untuk berjumpa dengan raja udang biru. Dengan sangat bersemangat dan berjalan mengendap-endap, kami bermaksud membidiknya di kabel listrik di sebelah sana. Malang tak dapat ditolak, untuk tak dapat diraih, dari sebelah utara seorang pria paruh baya mengendarai motor melintasi jalanan dibawah kabel listrik tersebut. Burung cantik itu pun terbang, kamipun harus balik kanan dengan membawa segentong kekecewaan. Pupuslah sudah harapan mendapat foto si Raja udang biru yang cantik itu. Semoga, saya dan teman-teman diberi kesempatan bisa berjmpa dengan raja udang biru di lain pengamatan” ujar Uut dengan kecewaannya.
Kegiatan Asian Waterbird Census selanjutnya diselenggarakan oleh Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) adalah pada tanggal 13-14 Januari 2018 pada pukul 05.00-07.00 dan 17.00-18.00 di Arboretum Fakultas Kehutanan dan Biologi UGM, dan tanggal 20 Januari 2018 di Muara Sungai Progo. (INR)
Tidak ada komentar