CELEPUK: AWC BIONC 2018
(Cerita Selepas Pulang Kegiatan)
Imam Taufiqurrahman: Rejeki bangun pagi
Mengikuti kegiatan pengamatan kawan2 Bionic dalam rangka Asian Waterbird Cencus di Pagak, Purworejo, kemarin. Menyenangkan karena banyak burung dan pengamat yang datang, termasuk kawan-kawan Mapala Sulfur Universitas Tidar yang sudah cukup lama tak bersua dalam kegiatan.
Mariza Uthami: Pengalaman Menyenangkan AWC 2017
Ada 3 hal dalam kesan pesan saya kali ini, yang pertama adalah tujuan, lalu pengalaman, kemudian kesabaran.
Tujuan. teman-teman cikalang mengikuti AWC dengan motivasi dan tujuannya masing-masing. Kami (Saya, Otto, dan Ilham) dengan motivasi menyicil Pekaka fotografi, Risma dengan sketsanya, dan Fita dengan tulisannya, menjadikan pengamatan kemarin sangat membahagiakan walaupun terdapat perbedaan tujuan.
Pengalaman. Pengamatan kali ini menambah pengalaman untuk saya, dan teman-teman lain tentunya. Membidik burung tidak semudah yang dibayangkan, perlu ini dan itu, perlu begini dan begitu. Beruntung Mas Wicak tidak pelit membagikan pengalaman-pengalaman mengesankannya untuk kami bisa mendapatkan hasil foto yang mengagumkan.
Kesabaran. Saya dan Otto diberi kesempatan untuk berjumpa dengan raja udang biru. Dengan sangat bersemangat dan berjalan mengendap endap, kami berdua bermaksud membidiknya di kabel listrik di sebelah sana. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. dari sebelah utara, seorang pria paruh baya mengendarai motornya melintasi kabel yang ada di sana. Burung cantik itu terbang, kami balik kanan dengan membawa segentong kekecewaan. Pupuslah harapan mendapatkan foto dari Raja udang biru yang cantik itu. Semoga saya, dan teman-teman diberi kesempatan bisa berjumpa dengan raja udang biru di lain pengamatan.
Irenike Mega: Alhamdulillah pertama kalinya bisa main dan belajar bareng anak-anak dari Bionic. Orang-orangnya friendly banget, dan mau ngajarin anak yang gak ngerti apa-apa kayak aku gini haha. Dapet banyak ilmu tentang burung juga terutama. Misalkan aja burung yang punya ciri morfologi yang hampir sama itu ternyata spesies yang berbeda. Tempat yang dikunjungi juga instagramable kayak rawa romantis kemarin, meskipun enggak sempet foto karena malu (maklum anak baru) haha. Pokoknya TOP deh walaupun belum ngerti sepenuhnya kegiatannya itu seperti apa tapi insyaAllah kedepannya bisa ikut kegiatan Bionic lagi. Thanks Bionic, next time yaa wkwkw
Kharisma Diah Tri Kurniawati: Walaupun selama perjalanan berangkat dan pulang hujan terus dan jalan yang dilewati agak susah tapi asik dan seneng banget mbak, soalnya kemarin pengamatan pertamaku setelah ikut pergam.
Untungnya kemarin setelah tiba di lokasi udah enggak hujan lagi jadi bisa pengamatan. Kemarin bisa lihat banyak burung yang belum pernah lihat sebelumnya walaupun harus gantian soalnya cuma ada 1 binokuler sebelum mas aghnan datang nyusulin bino. Setelah kegiatan juga selalu ada pembahasan jadi bisa tau burung-burung yang ditemuin itu spesies apa dan jadi tau gimana cara indentifikasinya. Semoga bisa ikut pengamatan terus dan terus belajar burung, soalnya belajar burung itu ternyata asik.
Fita Nilasari: Sepenggal Kisah Perjalanan AWC 2018
Pagiku berbeda,
Pagi ini semangatku mengalir deras seperti irama hujan yang datang di hari ini. Sejak malam, sudah kupersiapkan dengan baik apa yang harus aku bawa pada AWC 2018. Kamera, buku pengamatan, bolpoin, air mineral, roti terbungkus rapi di dalam tas.
Aku bergegas menuju kebun biologi, untuk berkumpul dengan birdwatcher yang lain. Jam 7 kami berangkat menuju Rawa Pagak, di Purworejo, Jawa Tengah. Di sepanjang jalan kita ditemani rintik hujan yang labil, deras lalu reda namun enggan tuk pergi.
Sesampainya disana, kami disambut kesejukan Rawa Pagak. Suara burung pun bersahutan, bergegaslah kami dengan tujuan yang berbeda beda. Ada yang mengganti lensa kameranya terlebih dahulu, ada yang membawa tripod, ada yang sarapan, dan ada yang mengambil bino karena dia sudah menemukan si imut layang layang.
Saya, Kharisma, Mas Arif, Dan Mas Imam berada di bagian tengah. Saya sangat bersemangat untuk melakukan sensus burung di tempat ini. Atas bimbingan dari Mas Arif, Saya dan Kharisma ditunjukkan beberapa burung yang sedang bertengger ataupun berlarian. Rupanya saya harus banyak belajar, karena sebagian besar yang melihat burung pertama kali adalah Mas Arif.
Dalam keasyikan pagi ini, Mas Arif menunjukkan salah satu burung yang menurut saya sangat cantik. Burung ini bernama kirik kirik laut dan termasuk ke dalam famili meropidae. Ciri ciri yang dapat terlihat yaitu ekornya berwarna hijau tosca, dada nya berwarna putih, kepalanya berwarna hijau kecoklatan. Burung itu nampaknya terlihat ceria, baru sebentar saja kita berjumpa, ia sudah terbang mengangkasa.
Aku merasakan atmosfer yang sangat baik di pagi ini. Sebuah pengalaman yang akan memulai lembar baru dalam hari hari ku, terima kasih Bionic.
Kepedulian di hari ini, Kelestarian di masa depan.
Imam Taufiqurrahman: Rejeki bangun pagi
Mengikuti kegiatan pengamatan kawan2 Bionic dalam rangka Asian Waterbird Cencus di Pagak, Purworejo, kemarin. Menyenangkan karena banyak burung dan pengamat yang datang, termasuk kawan-kawan Mapala Sulfur Universitas Tidar yang sudah cukup lama tak bersua dalam kegiatan.
Mariza Uthami: Pengalaman Menyenangkan AWC 2017
Ada 3 hal dalam kesan pesan saya kali ini, yang pertama adalah tujuan, lalu pengalaman, kemudian kesabaran.
Tujuan. teman-teman cikalang mengikuti AWC dengan motivasi dan tujuannya masing-masing. Kami (Saya, Otto, dan Ilham) dengan motivasi menyicil Pekaka fotografi, Risma dengan sketsanya, dan Fita dengan tulisannya, menjadikan pengamatan kemarin sangat membahagiakan walaupun terdapat perbedaan tujuan.
Pengalaman. Pengamatan kali ini menambah pengalaman untuk saya, dan teman-teman lain tentunya. Membidik burung tidak semudah yang dibayangkan, perlu ini dan itu, perlu begini dan begitu. Beruntung Mas Wicak tidak pelit membagikan pengalaman-pengalaman mengesankannya untuk kami bisa mendapatkan hasil foto yang mengagumkan.
Kesabaran. Saya dan Otto diberi kesempatan untuk berjumpa dengan raja udang biru. Dengan sangat bersemangat dan berjalan mengendap endap, kami berdua bermaksud membidiknya di kabel listrik di sebelah sana. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. dari sebelah utara, seorang pria paruh baya mengendarai motornya melintasi kabel yang ada di sana. Burung cantik itu terbang, kami balik kanan dengan membawa segentong kekecewaan. Pupuslah harapan mendapatkan foto dari Raja udang biru yang cantik itu. Semoga saya, dan teman-teman diberi kesempatan bisa berjumpa dengan raja udang biru di lain pengamatan.
Irenike Mega: Alhamdulillah pertama kalinya bisa main dan belajar bareng anak-anak dari Bionic. Orang-orangnya friendly banget, dan mau ngajarin anak yang gak ngerti apa-apa kayak aku gini haha. Dapet banyak ilmu tentang burung juga terutama. Misalkan aja burung yang punya ciri morfologi yang hampir sama itu ternyata spesies yang berbeda. Tempat yang dikunjungi juga instagramable kayak rawa romantis kemarin, meskipun enggak sempet foto karena malu (maklum anak baru) haha. Pokoknya TOP deh walaupun belum ngerti sepenuhnya kegiatannya itu seperti apa tapi insyaAllah kedepannya bisa ikut kegiatan Bionic lagi. Thanks Bionic, next time yaa wkwkw
Kharisma Diah Tri Kurniawati: Walaupun selama perjalanan berangkat dan pulang hujan terus dan jalan yang dilewati agak susah tapi asik dan seneng banget mbak, soalnya kemarin pengamatan pertamaku setelah ikut pergam.
Untungnya kemarin setelah tiba di lokasi udah enggak hujan lagi jadi bisa pengamatan. Kemarin bisa lihat banyak burung yang belum pernah lihat sebelumnya walaupun harus gantian soalnya cuma ada 1 binokuler sebelum mas aghnan datang nyusulin bino. Setelah kegiatan juga selalu ada pembahasan jadi bisa tau burung-burung yang ditemuin itu spesies apa dan jadi tau gimana cara indentifikasinya. Semoga bisa ikut pengamatan terus dan terus belajar burung, soalnya belajar burung itu ternyata asik.
Fita Nilasari: Sepenggal Kisah Perjalanan AWC 2018
Pagiku berbeda,
Pagi ini semangatku mengalir deras seperti irama hujan yang datang di hari ini. Sejak malam, sudah kupersiapkan dengan baik apa yang harus aku bawa pada AWC 2018. Kamera, buku pengamatan, bolpoin, air mineral, roti terbungkus rapi di dalam tas.
Aku bergegas menuju kebun biologi, untuk berkumpul dengan birdwatcher yang lain. Jam 7 kami berangkat menuju Rawa Pagak, di Purworejo, Jawa Tengah. Di sepanjang jalan kita ditemani rintik hujan yang labil, deras lalu reda namun enggan tuk pergi.
Sesampainya disana, kami disambut kesejukan Rawa Pagak. Suara burung pun bersahutan, bergegaslah kami dengan tujuan yang berbeda beda. Ada yang mengganti lensa kameranya terlebih dahulu, ada yang membawa tripod, ada yang sarapan, dan ada yang mengambil bino karena dia sudah menemukan si imut layang layang.
Saya, Kharisma, Mas Arif, Dan Mas Imam berada di bagian tengah. Saya sangat bersemangat untuk melakukan sensus burung di tempat ini. Atas bimbingan dari Mas Arif, Saya dan Kharisma ditunjukkan beberapa burung yang sedang bertengger ataupun berlarian. Rupanya saya harus banyak belajar, karena sebagian besar yang melihat burung pertama kali adalah Mas Arif.
Dalam keasyikan pagi ini, Mas Arif menunjukkan salah satu burung yang menurut saya sangat cantik. Burung ini bernama kirik kirik laut dan termasuk ke dalam famili meropidae. Ciri ciri yang dapat terlihat yaitu ekornya berwarna hijau tosca, dada nya berwarna putih, kepalanya berwarna hijau kecoklatan. Burung itu nampaknya terlihat ceria, baru sebentar saja kita berjumpa, ia sudah terbang mengangkasa.
Aku merasakan atmosfer yang sangat baik di pagi ini. Sebuah pengalaman yang akan memulai lembar baru dalam hari hari ku, terima kasih Bionic.
Kepedulian di hari ini, Kelestarian di masa depan.
Tidak ada komentar