Header Ads

KPB Bionic UNY
  • Breaking News

    CELEPUK: Ada Apa di Rawa Jombor (AADRJ)?

    (Cerita Selepas Pulang Kegiatan) 
    Oleh: Ella Isnaini

    Hari Minggu tepatnya pada tanggal 23 Januari 2022, aku dan teman-teman KPB Bionic UNY melakukan pengamatan burung di Rawa Jombor Klaten. Senang sekali rasanya aku bisa ikut pengamatan lagi bareng teman-teman Bionic. Bagi pengamat burung, Rawa Jombor ini dikenal sebagai tempat untuk mengamati burung air. Namun tidak bisa dipungkiri, burung jenis lain pun bisa ditemui di sana. Pengamatan kali ini diikuti oleh Desti, Tisha, Mas Alfian, Mbak Waryati, Mbak Zahra, Wildan, David, dan pastinya ada aku hehe.

    Pada bulan Januari ini sedang berlangsung AWC (Asian Waterbird Cencus) tahun 2022 sehingga pengamatan ini dilakukan dalam rangka untuk memeriahkan acara tersebut. AWC merupakan sensus burung air Asia yang secara global dilakukan satu kali dalam setahun dan pelaksanaannya serentak. AWC bertujuan untuk mendukung pembaharuan data serta peningkatan kapasitas dan kesadaran publik tentang pentingnya burung air dan habitatnya.

    Aku berangkat dari rumah pukul 08.15 WIB. Pengamatan kali ini berangkatnya lumayan siang padahal rencana awalnya jam 7 pagi itu seharusnya sudah berangkat. Akan tetapi karena kondisi cuaca kurang mendukung yaitu hujan sehingga lebih baik menunggu hujan agar reda terlebih dahulu. Sebenarnya waktu berangkat untuk pengamatan burung itu lebih baik jika dilakukan lebih awal atau pagi. Jika berangkat lebih pagi, biasanya akan lebih banyak keuntungannya, seperti yaitu cuacanya belum panas, tidak terburu-buru atau lebih santai, jalannya belum terlalu ramai sehingga bisa terhindar dari kemacetan, dan masih banyak lagi keuntungan lainnya. Jadi, aku saranin kalau mau pengamatan burung lebih baik berangkatnya lebih awal ya selagi cuacanya mendukung. Alhamdulillah perjalananku lancar jaya sampai di Rawa Jombor. Ternyata jalan raya lumayan sepi sehingga bisa cepat sampai. Oiya ini aku berangkatnya sendiri dari rumah langsung ke Rawa Jombor. Kalau teman-teman yang lain ada yang berangkat bareng dari kampus FMIPA UNY.

    Sesampainya di Rawa Jombor, Aku lumayan kaget melihat kondisinya yang sekarang. Kalau tidak salah terakhir kali pengamatan burung di Rawa Jombor adalah tahun 2020 dan sekarang sudah tahun 2022. Ternyata ada banyak perubahan yang terjadi. Hal pertama yang dijumpai kalau di Rawa Jombor dan sampai saat ini tidak berubah adalah adanya banyak pemancing ikan. Kemudian ada beberapa rumah makan apung. Tapi asli, di pengamatan kali ini Rawa Jombor rame banget, rame poll. Mungkin karena hari minggu juga ya, sehingga banyak yang sedang berwisata. Bahkan sekarang ada banyak perahu yang dihias sedemikian rupa dan bisa ditumpangi rame-rame. Ohh tidak hanya itu kawan, tidak kalah dengan Malioboro, di Rawa Jombor pun juga ada sewa skuter listrik sehingga pastinya akan menarik perhatian masyarakat di sekitarnya untuk berdatangan. Saat membeli minum, aku sempat berbincang dengan ibu penjualnya yang merupakan masyarakat di sekitar Rawa Jombor. Beliau bercerita kalau hari ini juga akan ada semacam peresmian atau pembukaan taman yang letaknya di sebelah timur Rawa Jombor. Pasti dengan keberadaan taman yang baru tersebut akan lebih menarik sehingga banyak yang berdatangan.

    Perubahan yang sangat nyata adalah dulu tahun 2020 masih ada banyak tambak dan sekarang sudah tidak ada. Untuk keberadaan enceng gondok juga berkurang. Dulu di setiap bagian banyak sekali enceng gondok. Sekarang untuk bagian rawa yang sebelah barat bersih sekali dari enceng gondok dan menjadi wahana untuk perahu-perahu. Padahal dulu di tempat tersebut banyak burung air yang bisa dijumpai, namun sekarang sudah tidak ada.

    Kondisi Rawa Jombor di sisi barat

    Aku dan teman-teman memilih untuk pengamatan di sebelah tenggara rawa. Padahal biasanya temen-temen KPB Bionic kalau pengamatan di Rawa jombor pasti di sisi bagian tumur. Namun saat ini tempatnya sudah menjadi seperti dermaga bagi perahu-perahu wisata sehingga kami memilih untuk pengamatan di sisi bagian tenggara. Disana banyak dijumpai enceng gondok. Sedikit burung yang kami temui, seperti burung Blekok Sawah (Ardeola speciosa), Walet Linci (Collocalia linchi) dan Bondol Jawa (Lonchura leugastroides). Kemungkinan burungnya jarang ada karena terlalu dekat dengan kegiatan warga di sekitarnya, apalagi terdapat perahu-perahu untuk ditumpangi yang berlalu lalang di dekat kawasan enceng gondok tersebut. Namun kami berhasil mengamati seekor burung Mandar Batu (Gallinula chloropus) yang hinggap pada sterofoam yang mengapung di air rawa. Karena hanya itu burung yang ditemui, kami memutuskan untuk pindah lokasi ke bagian utara rawa.

          (a)                                         (b)

    (a) Kondisi Rawa Jombor di sisi utara (b) Kondisi Rawa Jombor di sisi Tenggara

    Diperjalanan aku melihat beberapa burung layang-layang sedang sedang hinggap di kabel tingang listrik tetapi tetap melanjutkan perjalanan. Sesampainya di bagian utara rawa, kami melihat ada dua ekor burung Cangak Abu (Ardea cinerea) sedang bertengger di pohon yang ada di rawa. Seketika burung cangak tersebut menarik perhatianku dan teman-teman karena dari sekian burung yang ada di sana, hanya dua ekor burung cangak yang menampakkan kecantikan bulunya. Burung yang lain bersembunyi di tumbuhan enceng gondok sehingga cukup sulit untuk mengetahui dimana keberadaannya.

    Berdasarkan cerita dari pengalaman pengamatan para Bionicers, burung primadonanya di Rawa Jombor adalah Burung-Sepatu Teratai (Hydrophasianus chirurgus). Agak sedih sih, dengan kondisi Rawa Jombor yang sekarang, kami tidak menemukan burung primadona tersebut. Namun tidak apa-apa, aku sudah menemukan 3 ekor burung belibis. Awalnya kami mengira burung itu adalah Belibis Polos (Dendrocygna javanica). Eh ternyata keliru, yang benar adalah burung Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata). Jujur, ternyata kalau kita hanya melihat sekilas gitu cirinya hampir sama. Sehingga memang kita harus paham betul bagaimana karakter dari tiap burung dan diperlukan pengamatan yang tidak hanya sekali agar saat pengidentifikasian tidak keliru.

        (a)                                           (b)

    (a)    Burung Belibis kembang  (b) Burung Cangak abu

    Dari hasil pengamatan yang diperoleh menurutku untuk jenis burung yang dapat dijumpai sudah tidak sebanyak dulu, hal ini dapat terjadi karena berbagai sebab. Oiya dari hasil pengamatan ini, aku ada satu pertanyaan nih, bisa buat kuis. Burung-burung apa yang harganya mahal? Hayo jawabannya apa hayo? Ya jelas belibis dong wkwk pasti mahal kan kalo belibis wkwk. Selain itu aku juga ada cerita lucu. Tadi aku pengamatannya kebetulan lagi bareng Tisha aja berdua bawa satu binokuler. Jadi aku sama Tisha gantian pakainya. Kebetulan aku yang lagi pakai binonya. Nah di pinggiran enceng gondok tu ada gethek kosong, lalu Tisha bilang kalo ada burung lagi gerak-gerak warna hitam di dekat gethek. Secara otomatis aku langsung arahin binonya buat liat burung apakah itu. Alhasil aku ngakak banget, ternyata bukan burung tapi kepala bapak yang bawa gethek lagi njaring ikan dan yang terlihat cuma kepalanya wkwkwkw. Aku udah ngakak banget, tapi Tisha penasaran terus dia juga coba liat pake bino, dan kita berdua ngakak bareng. Tapi emang sekilas kalo gak pake bino terlihat kayak burung mandar batu sih lagi mandi wkwkwk. List pengamatan burung di Rawa jombor selain yang sudah disebutkan diatas yaitu ada Bambangan Merah (Ixobrychus cinnamomeus), Cici Padi (Cisticola juncidis), Layang-layang Batu (Hirundo javanica), Layang-layang Loreng (Cecropis daurica), Burung-gereja Erasia (Passer montanus), Bondol Haji (Lonchura maja), Bondol Peking (Lonchura punctulata), Cinenen Pisang (Orthotomus sutorius), Tekukur Biasa (Spilopelia chinensis), Perkutut Jawa (Geopelia striata), dan Kuntul Kerbau (Bulbucis ibis).

    Semakin siang, cuaca di Rawa Jombor semakin panas. Pengamatan pun disudahi sekitar pukul 11.50 WIB. Seperti biasanya dong, sebelum balik harus ada foto dokumentasi dulu wkwk. Terus kami melakukan perjalanan pulang. Tapi tidak afdhol kalo setelah pengamatan tidak makan dulu. Biasanya nyari mie ayam, tapi karena nemunya bakso ya udah kita makan bakso bareng-bareng. Setelah itu pulang deh ke rumah masing-masing. Terima kasih 😊

    Tidak ada komentar