Cucak dan Takurku yang Lucu
oleh: Ema Imtihana Rosyida
Pada saat pengamatan kala itu, hari Senin tanggal 08 Januari 2018 dengan rute dari FBS UNY sampai dengan GOR UNY dengan 3 pengamat yaitu Mbak Desy, Mas Arif dan saya sendiri (Ema Imtihana) banyak didapatkan beberapa jenis burung, yaitu sebanyak 16 jenis burung yang dapat teramati sepanjang perjalanan kami. Diantara burung – burung tersebut ada beberapa yang menyita perhatian saya, salah satunya ialah burung Cucak Kutilang.
Nama ilmiah dari burung ini ialah Pycnonotus aurigaster, masuk kedalam familia Pycnonotidae. Burung ini ditemukan sepanjang kami menyelusuri jalan. Burung ini pertama ditemukan saat pengamatan yaitu berada diatas atap gedung bangunan Fakultas Bahasa dan Seni UNY, ia terlihat sedang berdiam diri atau mungkin sedang ingin menghangatkan bulu – bulu halusnya dengan terik matahari yang masih malu malu untuk memperlihatkan sinarnya.
Burung tersebut memiliki kepala, paruh dan mata yang berwarna hitam, ukurannya lebih besar daripada burung gereja, bagian punggungnya berwarna abu abu dengan daerah perut berwarna putih dan pada bagian bawah perut dekat ekor terdapat warna kuning yang cukup mencolok. Kicauan burung ini cukup nyaring terdengar dan dapat dikenali dengan mudah oleh pengamat. Suara kicauannya terdengar seperti berbunyi “cuk – cuk dan cangkur” yang berkali kali diulangi dengan cepat.
Disamping burung tersebut terdapat jenis burung yang hampir mirip dengannya yaitu merbah cerukcuk. Hampir mirip sekali, yang membedakan ialah warna hitam pada daerah kepalanya. Apabila merbah cerukcuk warna hitamnya hanya segaris dengan mata, maka pada cucak kutilang warna hitam pada kepalanya seperti berbentuk topi yang khas. Burung cucak kutilang banyak ditemukan pula bertengger pada pohon pohon yang berada di lapangan FIK UNY dan pohon yang berada di dekat GOR UNY. Burung tersebut selain bertengger, namun terlihat pula aktivitasnya saat mencoba memakan buah - buahan yang jatuh di bawah pohon. Burung ini terlihat hidup secara berkelompok.
Jenis burung lain yang tak kurang menarik dari Cucak Kutilang ialah Takur ungkut – ungkut, burung ini kami temui saat hendak selesai melakukan pengamatan. Burung ini ditemukan diatas pohon yang sudah mati, terlihat begitu kering dan tidak memiliki daun sama sekali, berlokasi di dekat gedung Tennis Indoor UNY.
Burung ini memiliki nama ilmiah Megalaima haemacephala. Suara dari burung ini ialah “ngkut ngkut ngkut” yang dilakukan secara berulang – ulang sebagai salah satu ciri dari burung ini. Warna punggungnya ialah hijau kehitaman. Tubuhnya lebih kecil jika dibandingkan dengan Cucak kutilang. Pada bagian dada hingga perutnya berwarna hijau kekuningan dengan strip strip hitam yang jarang.
Ciri khas burung ini yang memudahkan pengamat untuk mengenalinya ialah warna merah yang mencolok pada bagian muka dan lehernya. Memiliki ekor pendek yang berwarna hijau dan kakinya berwarna merah. Pada saat kami melihat burung ini, ia melatuk batang pohon yang sedang dia jadikan tempat bertengger. Kemudian pada lubang yang terdapat pada pohon tersebut, burung ini masuk kedalamnya. Diduga bahwa lubang tersebut digunakan burung takur ungkut ungkut sebagai rumahnya untuk melindunginya dari dinginnya malam dan teriknya siang :D.
Tidak ada komentar